INI PASTI.COM, JAKARTA – Harga beberapa jenis tanaman hias merangkak naik antara tiga hingga 10 kali lipat semenjak pandemi Covid-19.
Wabah yang berjangkit di Indonesia sejak Maret 2020 ini membuat sebagian orang mengisi waktu di rumah dengan berkebun.
Dilansir dimana CNN, Karantina mandiri selama pandemi menumbuhkan minat sebagian masyarakat terhadap tanaman hias. Pertumbuhan hobi ini pun diikuti dengan bertambahnya permintaan, hingga membuat harga beberapa tanaman hias kian mahal.
Antusiasme sebagian masyarakat itu mengantarkan beberapa tanaman hias menjadi primadona dengan harga selangit. Asoka Remadja, pegiat tanaman hias pun mengakui ada tanaman-tanaman yang dulu hanya bernilai belasan hingga puluhan ribu, namun kini melonjak hingga ratusan ribu rupiah.
“Enggak cuma monstera, seluruh tanaman hias. Ada yang dulu misal harga Rp12 ribu sekarang jadi Rp100 ribuan,” kata Asoka pada CNNIndonesia.com beberapa waktu lalu.
Serupa diungkapkan CEO Flona Infarm–yang menjual produk dan jasa mendesain tanaman hias, budiwati. Ia mengamati, kecenderungan meroketnya harga ini kebanyakan terjadi pada tanaman hias jenis indoor.
“Sebangsa phillo-philloan, singonium, caladium, alocasia, anthurium, aglaonema,” kata Fbudiwati merinci kepada CNNIndonesia.com.
Ia melanjutkan, untuk tanaman Aglaonema Snow White ukuran medium misalnya, jika pada sebelum pandemi bisa didapat dengan harga Rp20 ribu, kini menjadi Rp60-70 ribuan.
“Philo lemon sebelum pandemi Rp15 ribu, sekarang Rp50 ribu. Alocasia silver dragon dulu Rp40 ribu, sekarang Rp200 ribu. Anthurium kuping gajah dulu Rp10 ribu, sekarang Rp ribu,” sambung dia.
Akhir-akhir ini tanaman Monstera banyak diminati karena daunnya yang unik. Dari genus Monstera, ada beberapa spesies yang banyak diminati antara lain, Monstera deliciosa dengan daun lebar dan seperti dipotong-potong atau Monstera adansonii yang memiliki daun berlubang.
Melansir dari berbagai sumber, Monstera dulu hanya dihargai ratusan ribu rupiah. Untuk Monstera empat daun, hanya sekitar Rp100ribu. Kini Monstera dibanderol dengan harga jutaan.
Bahkan belum lama ini, ‘janda bolong’ alias Monstera adansonii variegata ditebus dengan harga nyaris Rp90 juta.
Monstera adansonii variegata tersebut punya keunikan. Selain daun-daun yang berlubang, ada semburat putih seperti efek semprotan cat.
“Warna putih ini dari variegata-nya. Corak yang banyak dicari itu yang daunnya setengah putih setengah hijau. Kalau umumnya seperti cipratan,” kata Asoka Remadja, pegiat tanaman hias.
Syngonium berasal dari keluarga
Araceae, tanaman tropis yang tumbuh di Meksiko Selatan dan beberapa wilayah di Amerika Selatan. Salah satu spesies yang cukup umum dibudidaya sebagai tanaman hias adalah Syngonium podophyllum atau hanya disebut Syngonium.
Jika Anda menilik harga tanaman ini di market, rata-rata menawarkan spesies variegata. Variegata memberikan warna putih atau kuning pada daun Syngonium yang umumnya hijau.
Syngonium variegata dijual dengan harga mulai dari Rp100 ribu hingga Rp700 ribu. Padahal sebelum pandemi, harga jual Syngonium hanya sekitar Rp10 ribuan.
“Singonium biasa beli Rp10 ribuan udah cakep banget, semenjak pandemi harganya 2-3 kali lipat dan susah barangnya,” ungkap peminat tanaman hias, Fbudiwati yang juga merupakan CEO Flona Infarm.
Lidah mertua alias Sansevieria adalah tanaman hias dengan bentuk daun-daun tegak, kaku dan bisa bertahan dalam kondisi apapun. Melansir dari Rolling Nature, lidah mertua bisa Anda jadikan tanaman perfect untuk membantu memurnikan udara dalam ruangan.
Bahkan, ketika tanaman lain mengeluarkan karbon dioksida pada malam hari, si lidah mertua masih terus memproduksi oksigen.
Menilik di beberapa marketplace, lidah mertua masih memiliki harga terjangkau dari belasan hingga puluhan ribu rupiah. Spesies Sansevieria trifasciata laurentii yang disebut lidah mertua dulu hanya dibanderol Rp4.500-Rp6.000. Kini Anda bisa menemukan jenis serupa dengan harga hampir Rp100ribu.
Sedangkan spesies Sansevieria hahnii yang mirip sarang burung dibanderol dengan harga mulai dari Rp50ribu.
Aglaonema alias Sri Rejeki kini juga tengah menikmati popularitasnya. Sempat ‘seksi’ pada sekitar 2006 silam, kini Aglaonema kembali diburu (syakhruddin).
(Visited 1 times, 1 visits right now)